fruits for health

Jambu biji memiliki buah yang berwarna hijau dengan daging buah berwarna putih atau merah dan berasa asam-manis. Buah jambu biji dikenal mengandung banyak manfaat.

fresh everytime

Safety first, progress must. Every day is safety day, safety has no holiday. Be healthy. Eat well, live well.

music

One good thing about music, when it hits you, you feel no pain.

sport

Tidak memiliki banyak waktu di pagi hari untuk melakukan olahraga, jangan selalu dijadikan alasan untuk tidak berolahraga sama sekali.

Pages

Selasa, 28 Januari 2014

Esai tentang Kesenian



Nama                  : Halima Aulia Ita Maghfiroh
Kelas/No Abs     : XI IPA 2 / 18

Pudarnya Budaya Kesenian Tradisional Indonesia
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Sebuah kebudayaan dalam perkembangannya menyangkut masyarakat dan pelestariannya. Kebudayaan bisa berubah seiring berjalannya waktu. Kebudayaan akan berkembang jika masyarakat memperlakukan kebudayaan seperti barang berharga yang harus dijaga. Namun, kebudayaan yang hanya tertera dalam catatan sejarah lama kelamaan akan pudar bahkan hilang. Masuknya budaya baru yang dirasa menarik membuat kecintaan masyarakat terhadap kebudayaan sendiri menjadi pudar, bahkan tidak cinta sama sekali. Kebudayaan kita sering mengarah kepada kebudayaan luar, entah itu baik atau buruk. Dulunya, masyarakat sangat cinta dengan kesenian yang merupakan salah satu kebudayaan warisan dari nenek moyang bangsa Indonesia. Kesenian merupakan bagian dari budaya dan merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Selain mengekspersikan rasa keindahan, kesenian mempererat solidaritas masyarakat. Ada banyak sekali kesenian daerah di Indonesia. Beberapa diantaranya adalah:
·         Debus
Debus merupakan kesenian bela diri dari Banten yang mempertunjukan kemampuan manusia yang luar biasa. Misalnya kebal senjata tajam, kebal air keras dan lain- lain. Kesenian ini berawal pada abad ke-16, pada masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanuddin (1532-1570). Pada zaman Sultan Ageng Tirtayasa (1651—1692) debus menjadi sebuah alat untuk memompa semangat juang rakyat melawan penjajah Belanda pada masa itu. Kesenian debus merupakan kombinasi antara seni tari dan suara.
·         Ketoprak
Ketoprak (bahasa Jawa: kethoprak) adalah sejenis seni pentas yang berasal dari Jawa. Dalam sebuah pentasan ketoprak, sandiwara yang diselingi dengan lagu-lagu Jawa, yang diiringi dengan gamelan disajikan. Tema cerita dalam sebuah pertunjukan ketoprak bermacam-macam. Biasanya diambil dari cerita legenda.
·         Kuda lumping
Kuda lumping juga disebut jaran kepang atau jathilan adalah tarian tradisional Jawa menampilkan sekelompok prajurit tengah menunggang kuda. Tarian ini menggunakan kuda yang terbuat dari bambu yang di anyam dan dipotong menyerupai bentuk kuda. Anyaman kuda ini dihias dengan cat dan kain beraneka warna. Tarian kuda lumping biasanya hanya menampilkan adegan prajurit berkuda, akan tetapi beberapa penampilan kuda lumping juga menyuguhkan atraksi kesurupan, kekebalan, dan kekuatan magis, seperti atraksi memakan beling dan kekebalan tubuh terhadap deraan pecut.
·         Lenong
Lenong adalah kesenian teater tradisional atau sandiwara rakyat Betawi yang dibawakan dalam dialek Betawi yang berasal dari Jakarta, Indonesia. Kesenian tradisional ini diiringi musik gambang kromong dengan alat-alat musik seperti gambang, kromong, gong, kendang, kempor, suling, dan kecrekan, serta alat musik unsur Tionghoa seperti tehyan, kongahyang, dan sukong. Lakon atau skenario lenong umumnya mengandung pesan moral, yaitu menolong yang lemah, membenci kerakusan dan perbuatan tercela. Bahasa yang digunakan dalam lenong adalah bahasa Melayu (atau kini bahasa Indonesia) dialek Betawi.
·         Wayang Kulit 
Wayang salah satu puncak seni budaya bangsa Indonesia yang paling menonjol di antara banyak karya budaya lainnya. Budaya wayang meliputi seni peran, seni suara, seni musik, seni tutur, seni sastra, seni lukis, seni pahat, dan juga seni perlambang. Budaya wayang, yang terus berkembang dari zaman ke zaman, juga merupakan media penerangan, dakwah, pendidikan, hiburan, pemahaman filsafat, serta hiburan. 
            Masih banyak kesenian-kesenian daerah yang dimiliki bangsa kita ini. Semua itu merupakan warisan dari nenek moyang yang perlu dijaga kelestariannya. Namun, faktanya pada jaman modern seperti saat ini perubahan-perubahan menyelimuti kehidupan. Masyarakat lebih menyukai berbagai macam konser yang sudah tak asing lagi untuk kita dengar. Identitas bangsa pun terabaikan karena masyarakat sudah mengglobalisasi dengan keadaan seperti sekarang ini. Budaya yang dahulu tak ternilai harganya, kini justru menjadi budaya yang tak bernilai di mata masyarakat. Sikap yang tak menghargai itu memberikan dampak yang cukup buruk bagi perkembangan budaya tradisional di negara kita. Mengapa? Karena salah satu cara untuk melestarikan budaya tradisional adalah sikap dan perilaku dari masyarakatnya sendiri. Jika dalam diri setiap masyarakat terdapat jiwa nasionalis yang dominan, melestarikan budaya tradisional merupakan suatu kebanggaan, tapi generasi muda sekarang ini seringkali justru beranggapan yang sebaliknya, sehingga mereka menggagap melestarikan budaya itu suatu paksaan. Pengaruh dari luar pada umumnya telah menghilangkan batas-batas budaya bangsa kita. Setiap hari siaran televisi didominasi acara yang berasal dari luar negeri. Jarang sekali kita temui pentas kesenian daerah kita yang nampak. Padahal, keadaan seperti itulah yang seringkali membuat masyarakat lebih menyukai budaya yang bukan merupakan identitas bangsa. Siaran televisi yang didominasi oleh kebudayaan luar lebih banyak diminati masyarakat. Di saat yang lain dengan teknologi informasi yang semakin canggih seperti saat ini, kita disuguhi oleh banyak alternatif tawaran hiburan dan informasi yang lebih beragam, yang mungkin lebih menarik jika dibandingkan dengan kesenian tradisional kita. Dengan parabola masyarakat bisa menyaksikan berbagai tayangan hiburan yang bersifat mendunia yang berasal dari berbagai belahan bumi. Kondisi yang demikian mau tidak mau membuat semakin tersisihnya kesenian tradisional Indonesia dari kehidupan masyarakat. Adanya rasa malu (gengsi) di kalangan masyarakat untuk terus menggeluti kesenian daerah merupakan salah satu penyebab mundurnya budaya kesenian bangsa kita. Seringkali masyarakat kurang percaya diri dengan kesenian sendiri. Masuknya budaya asing dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya adalah:

a. 
Penemuan baru
Penemuan baru sebagai sebab terjadinya perubahan dapat terwujud dalam bentuk penemuan unsur kebudayaan yang baru.
b. Terjadinya pemberontakan atau revolusi 
Hal ini dapat mendorong terjadinya perubahan besar mulai dari bentuk negara, lembaga masyarakat sampai pada keluarga yang mendiami negara tersebut.
 c. Pertentangan masyarakat
Pertentangan masyarakat yang terjadi diantara individu dapat menyebabkan perubahan sosial. 
Lantas, apa yang bisa dibanggakan dari segi kesenian tradisional oleh masyarakat masa kini ? Seharusnya, pada saat bangsa lain maju dengan teknologi yang canggih  seperti saat ini, kita memanfaatkan potensi yang ada, salah satunya adalah menjadi bangsa yang pandai melestarikan budaya, karena mengembangkan budaya akan lebih membanggakan bangsa. Tapi hal itu hanya akan menjadi harapan jika kesenian tradisioal terus pudar oleh hiburan-hiburan yang kini lebih disukai masyarakat. Banyak orang yang pesimis dengan masa depan kesenian tradisonal. Masalahnya banyak kasus menunjukkan bahwa kesenian tradisional seolah-olah hidup segan mati tak mau akibat tergilas oleh zaman. Rasa pesimis terhadap masa depan kesenian tradisional Jawa sudah dirasakan sejak awal abad ke-20, sebagaimana disampaikan oleh musikologis Belanda, Jaap Kunst, yang banyak meneliti kesenian tradisional di Jawa. Anak kecil pun sudah mahir dalam memainkan drum, gitar, bass, maupun alat lainnya. Sedangkan, mereka tak mengenal wayang kulit, ludruk, dan sejenisnya yang merupakan warisan untuk bangsa kita.  Jika terus-menerus seperti ini, pada masa anak cucu kita besok kesenian tradisional bisa saja hanya dipandang sebagai masa lalu. Banyak di antara masyarakat lebih memilih menonton tayangan konser atau sinetron jika dibandingkan dengan acara seni tradisional. Meraka tidak tertarik dengan kesenian tradisional karena mungkin memang tidak dilatih untuk tertarik.
            Masuknya kebudayaan asing khusunya dalam bidang seni memang bertahap. Adanya globalisasi dan komunikasi yang semakin terbuka, hubungan antar bangsa semakin mudah. Di era globalisasi saat ini perkembangan teknologi dan komunikasi yang sangat cepat telah berhasil mengubah dan mempengaruhi perkembangan dari budaya Indonesia. Arus globalisasi saat ini telah menimbulkan pengaruh terhadap perkembangan budaya bangsa Indonesia. Memang globalisasi memiliki dampak positif. Tetapi, lain dari hal itu globalisasi juga memiliki dampak yang negatif di antaranya adalah:
·         Sikap individualistik : Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial.
·         Gaya hidup kebarat-baratan
·         Kesenjangan Sosial : Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah antara individu dengan individu lain yang stagnan. Hal ini menimbulkan kesenjangan sosial yang menyebabkan adanya jarak antara si kaya dan si miskin sehingga sangat mungkin bisa merusak kebhinekaan dan ketunggalikaan Bangsa Indonesia.

Derasnya arus informasi dan telekomunikasi ternyata menimbulkan sebuah kecenderungan yang mengarah terhadap memudarnya nilai-nilai pelestarian budaya. Perkembangan 3T (Transportasi, Telekomunikasi, dan Teknologi) mengkibatkan berkurangnya keinginan untuk melestarikan budaya negeri sendiri. Saat ini bangsa Indonesia yang dikenal sebagai bangsa berbudaya dan berbahasa dengan keanekaragaman telah mengalami kemunduran serta kehilangan identitasnya. Banyak hal yang terjadi dan telah membuat bangsa Indonesia telah kehilangan identitasnya sebagai bangsa yang besar. Perkembangan budaya bangsa yang semakin menurun. Para generasi penerus seperti anak muda tidak peduli dengan keberlangsungan dari budaya daerah masing-masing. Budaya daerah satu per satu mulai hilang akibat telah kehilangan eksistensi dalam menghadapi perkembangan di era global yang semakin ketat dan keras tersebut. Seharusnya kita belajar dari negara Asia seperti Jepang dan China. Kedua negara yang sangat berani dan berjuang dalam mempertahankan dan melestarikan budaya bangsa mereka. Bahkan negara samurai saja dengan beraninya mempertahakan bahasa Jepang sebagai bahasa resmi mereka meskipun ada warga asing yang akan melakukan hubungan diplomasi maupun negosiasi dagang mereka. Sebab dikatakan juga bahwa jepang dapat keluar daro krisis akibat Perang Dunia ke-2 adalah akibat mereka berani mempertahankan kebudayaan bangsa mereka sehingga mereka dapat maju bahkan dapat melewati negara-negara Uni Eropa saat ini. Jika diperhatikan dengan seksama budaya bangsa dapat menjadi kekuatan bangsa dalam memajukan masyarakat Indonesia sendiri. Kita yang sangat heboh dan fanatisme dengan produk maupun budaya asing lainnya, dengan banyaknya pengaruh budaya. Itu telah menjadi cerminan bahwa bangsa kita tidak memiliki budaya padahal bangsa Indonesia sangat kaya akan budaya. Sudah saatnya kita sebagai warga negara Indonesia memikirkan bagaimana perkembangan dari budaya bangsa kita. Padahal bangsa lain mau mempelajarai kebudayaan Indonesia, karena di kaca Internasional budaya Indonesia banyak dikagumi, tetapi mengapa malah di Indonesia sendiri kebudayaan Indonesia jarang disukai remaja Indonesia dan malah memilih budaya asing yang sangat merusak moral remaja. Apakah kita sebagai warga Negara Indonesia tidak malu dengan warga Negara asing yang malah lebih ingin mempelajari budaya Indonesia? Dan pada akhirnya nanti biasanya budaya Indonesia di klaim Negara lain sebagai miliknya. Modernisasi pun turut berperan dalam melumpuhkan kesenian tradisional bangsa kita.
Dunia hiburan pada masa sekarang ini merupakan puncaknya, bayangkan saja kita dapat mengakses apa pun yang kita suka hanya dengan sekali tekan tombol ‘klik’ kita dapat mencari yang apapun baik itu lagu, video, film, atau apapun.  Persaingan di dunia hiburan juga semakin bertambah dengan tingkat informasi yang cepat ataupun jejaring sosial yang bisa membawa ketenaran dalam sekejab. Berbagai macam band berkembang dengan sangat pesat sejak sekitar tahun 2000-an, berbagai macam film dari mancanegara yang dirasa menarik oleh berbagai kalangan masyarakat, seperti demam Korea, lagu-lagu India, berbagai macam goyang seperti ngebor, gangnam style, harlem shake, hingga goyang cesar yang kini banyak digemari berbagai kalangan. Sekarang ini, kebiasaan-kebiasaan orang barat yang telah membudaya hampir dapat kita saksikan setiap hari melalui media elektronik dan cetak yang celakanya kebudayaan orang-orang barat tersebut yang sifatnya negatif dan cenderung merusak serta melanggar norma-norma ketimuran kita sehingga ditonton dan ditiru oleh orang-orang kita terutama para remaja yang menginginkan kebebasan seperti orang-orang barat. Sesungguhnya goyang cesar sendiri juga muncul dari hal kecil, karena pencipta goyang cesar ini mulanya hanya menjadi asisten kakaknya dan sering bekerja di televisi, hingga goyangan yang dibuatnya terkenal. Satu karya ini sudah menggilakan sebagian kalangan masyarakat. Tidak hanya kalangan remaja, anak kecil, bahkan orang tua pun tak jarang menggilai goyang yang namanya sudah tak asing didengar ini. Di tengah-tengah kegilan ini, bukan berarti budaya kesenian bangsa kita bisa lenyap begitu saja. Kita tidak pantas untuk mengabaikan keadaan seperti saat ini. Seharusnya, kita sebagai bangsa Indonesia mampu mempertahankan warisan nenek moyang kita.
            Sebagai generasi penerus bangsa, jiwa dan sikap nasionalis sangatlah diperlukan. Bukan hanya untuk kepentingan politik saja kita dituntut untuk berjiwa nasionalis, tetapi dalam mempertahankan dan melestarikan budayapun juga demikian. Kita butuh untuk menyadari bahwa untuk mempertahankan budaya peninggalan sejarah itu tidak mudah. Butuh pengorbanan yang besar pula. Menjaga kelestarian budaya juga diperlukan kekompakan untuk saling mengisi dan mendukung. Melestarikan seni budaya tradisional bukan hanya semata-mata menjadi kepentingan dan tanggungjawab pemerintah, namun juga kewajiban semua lapisan masyarakat. Generasi muda sebagai elemen yang sangat penting dan tidak bisa digantikan dengan apapun dalam melestarikan kebudayaan yang ada di Indonesia dan sekaligus berkontribusi sangat besar dalam pembangunan bangsa dan negara Indonesia. Melestarikan budaya Indonesia di era globalisasi di antaranya dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Paling tidak kita mengetahui tentang budaya jaman dahulu di daerah kita sendiri.
         2. Mendalami kebudayaan itu. Setelah itu kita wajib memperkenalkan kepada orang lain atau yang belum tahu tentang kebudayaan.
3. Membiasakan hal-hal atau kegiatan yang dapat melestarikan budaya seperti memakai batik atau bahkan belajar membuat batik, karena pelestarian bisa terjadi karena kita telah terbiasa dengan kebudayaan tersebut.
4. Di lingkungan tempat tinggal bersama-sama mengarahkan melalui pelestarian kebudayaan kesenian, salah satunya dengan ikut serta langsung dalam acara festival budaya kesenian daerah masing-masing agar dapat mengenal dan mencintai kebudayaan yang ada di Indonesia sejak dini.
            Selain itu, tak kalah pentingnya kita mempertahankan kebudayaan dengan pintar memilah dan memilih budaya yang baru yang positif. Di pundak pemudalah masa depan pembangunan bangsa dan negara Indonesia, karena pada diri generasi muda tersimpan potensi yang besar dan memiliki daya kreatifitas yang tidak terbatas untuk kesuksesan suatu pembangunan. Begitu juga dalam pelestarian budaya di suatu Negara. Kontribusi dan apresiasi yang besar dari generasi muda sangat diperlukan karena generasi muda sebagai tenaga-tenaga professional yang energik, kreatif, dan inovatif. Pemberdayaan generasi muda sebagai frontliner untuk melestarikan kebudayaan bangsa Indonesia ini sangat dibutuhkan sebagai upaya mempercepat kemajuan Indonesia di masa yang akan datang.