Nama :
Halima Aulia Ita Maghfiroh
Kelas/No Abs :
XI IPA 2 / 18
Pudarnya Budaya Kesenian Tradisional Indonesia
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta
yaitu buddhayah, yang merupakan
bentuk jamak dari buddhi (budi
atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal
manusia. Budaya adalah suatu
cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan
diwariskan dari generasi ke generasi. Sebuah kebudayaan dalam perkembangannya
menyangkut masyarakat dan pelestariannya. Kebudayaan bisa berubah seiring
berjalannya waktu. Kebudayaan akan berkembang jika masyarakat memperlakukan
kebudayaan seperti barang berharga yang harus dijaga. Namun, kebudayaan yang
hanya tertera dalam catatan sejarah lama kelamaan akan pudar bahkan hilang.
Masuknya budaya baru yang dirasa menarik membuat kecintaan masyarakat terhadap
kebudayaan sendiri menjadi pudar, bahkan tidak cinta sama sekali. Kebudayaan
kita sering mengarah kepada kebudayaan luar, entah itu baik atau buruk.
Dulunya, masyarakat sangat cinta dengan kesenian yang merupakan salah satu
kebudayaan warisan dari nenek moyang bangsa Indonesia. Kesenian merupakan
bagian dari budaya dan merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan
rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Selain mengekspersikan rasa keindahan,
kesenian mempererat solidaritas masyarakat. Ada banyak sekali kesenian daerah
di Indonesia. Beberapa diantaranya adalah:
·
Debus
Debus merupakan kesenian bela diri
dari Banten yang mempertunjukan kemampuan manusia yang luar biasa. Misalnya
kebal senjata tajam, kebal air keras dan lain- lain. Kesenian ini berawal
pada abad ke-16, pada masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanuddin (1532-1570).
Pada zaman Sultan Ageng Tirtayasa (1651—1692) debus menjadi sebuah alat untuk
memompa semangat juang rakyat melawan penjajah Belanda pada masa itu. Kesenian
debus merupakan kombinasi antara seni tari dan suara.
·
Ketoprak
Ketoprak (bahasa Jawa: kethoprak)
adalah sejenis seni pentas yang berasal dari Jawa. Dalam sebuah pentasan
ketoprak, sandiwara yang diselingi dengan lagu-lagu Jawa, yang diiringi dengan
gamelan disajikan. Tema cerita dalam sebuah pertunjukan ketoprak
bermacam-macam. Biasanya diambil dari cerita legenda.
·
Kuda lumping
Kuda lumping juga
disebut jaran kepang atau jathilan adalah tarian tradisional Jawa menampilkan
sekelompok prajurit tengah menunggang kuda. Tarian ini menggunakan kuda yang
terbuat dari bambu yang di anyam dan dipotong menyerupai bentuk kuda. Anyaman
kuda ini dihias dengan cat dan kain beraneka warna. Tarian kuda lumping
biasanya hanya menampilkan adegan prajurit berkuda, akan tetapi beberapa
penampilan kuda lumping juga menyuguhkan atraksi kesurupan, kekebalan, dan kekuatan
magis, seperti atraksi memakan beling dan kekebalan tubuh terhadap deraan
pecut.
·
Lenong
Lenong adalah kesenian teater
tradisional atau sandiwara rakyat Betawi yang dibawakan dalam dialek Betawi
yang berasal dari Jakarta, Indonesia. Kesenian tradisional ini diiringi musik
gambang kromong dengan alat-alat musik seperti gambang, kromong, gong, kendang,
kempor, suling, dan kecrekan, serta alat musik unsur Tionghoa seperti tehyan,
kongahyang, dan sukong. Lakon atau skenario lenong umumnya mengandung pesan
moral, yaitu menolong yang lemah, membenci kerakusan dan perbuatan tercela.
Bahasa yang digunakan dalam lenong adalah bahasa Melayu (atau kini bahasa
Indonesia) dialek Betawi.
·
Wayang Kulit
Wayang salah satu puncak seni budaya
bangsa Indonesia yang paling menonjol di antara banyak karya budaya lainnya.
Budaya wayang meliputi seni peran, seni suara, seni musik, seni tutur, seni
sastra, seni lukis, seni pahat, dan juga seni perlambang. Budaya wayang, yang
terus berkembang dari zaman ke zaman, juga merupakan media penerangan, dakwah,
pendidikan, hiburan, pemahaman filsafat, serta hiburan.
Masih
banyak kesenian-kesenian daerah yang dimiliki bangsa kita ini. Semua itu
merupakan warisan dari nenek moyang yang perlu dijaga kelestariannya. Namun,
faktanya pada jaman modern seperti saat ini perubahan-perubahan menyelimuti
kehidupan. Masyarakat lebih menyukai berbagai macam konser yang sudah tak asing
lagi untuk kita dengar. Identitas bangsa pun terabaikan karena masyarakat sudah
mengglobalisasi dengan keadaan seperti sekarang ini. Budaya yang dahulu tak
ternilai harganya, kini justru menjadi budaya yang tak bernilai di mata
masyarakat. Sikap yang tak menghargai itu memberikan dampak yang cukup buruk
bagi perkembangan budaya tradisional di negara kita. Mengapa? Karena salah satu
cara untuk melestarikan budaya tradisional adalah sikap dan perilaku dari
masyarakatnya sendiri. Jika dalam diri setiap masyarakat terdapat jiwa
nasionalis yang dominan, melestarikan budaya tradisional merupakan suatu
kebanggaan, tapi generasi muda sekarang ini seringkali justru beranggapan yang
sebaliknya, sehingga mereka menggagap melestarikan budaya itu suatu paksaan. Pengaruh
dari luar pada umumnya telah menghilangkan
batas-batas budaya bangsa kita. Setiap hari siaran televisi didominasi acara
yang berasal dari luar negeri. Jarang sekali kita temui pentas kesenian daerah
kita yang nampak. Padahal, keadaan seperti itulah yang seringkali membuat
masyarakat lebih menyukai budaya yang bukan merupakan identitas bangsa. Siaran
televisi yang didominasi oleh kebudayaan luar lebih banyak diminati masyarakat.
Di saat yang lain dengan teknologi informasi yang
semakin canggih seperti saat ini, kita disuguhi oleh banyak alternatif tawaran
hiburan dan informasi yang lebih beragam, yang mungkin lebih menarik jika
dibandingkan dengan kesenian tradisional kita. Dengan parabola masyarakat bisa
menyaksikan berbagai tayangan hiburan yang bersifat mendunia yang berasal dari
berbagai belahan bumi. Kondisi yang demikian mau tidak mau membuat semakin
tersisihnya kesenian tradisional Indonesia dari kehidupan masyarakat. Adanya
rasa malu (gengsi) di kalangan masyarakat untuk terus menggeluti kesenian
daerah merupakan salah satu penyebab mundurnya budaya kesenian bangsa kita.
Seringkali masyarakat kurang percaya diri dengan kesenian sendiri. Masuknya
budaya asing dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya adalah:
a. Penemuan baru
Penemuan baru sebagai sebab terjadinya perubahan dapat
terwujud dalam bentuk penemuan unsur
kebudayaan yang baru.
b. Terjadinya pemberontakan atau revolusi
Hal ini dapat mendorong terjadinya perubahan besar mulai dari
bentuk negara, lembaga masyarakat sampai pada keluarga yang mendiami negara
tersebut.
c. Pertentangan masyarakat
Pertentangan masyarakat yang terjadi diantara individu dapat
menyebabkan perubahan sosial.
Lantas, apa
yang bisa dibanggakan dari segi kesenian tradisional oleh masyarakat masa kini
? Seharusnya, pada saat bangsa lain maju dengan teknologi yang canggih seperti saat ini, kita memanfaatkan potensi
yang ada, salah satunya adalah menjadi bangsa yang pandai melestarikan budaya,
karena mengembangkan budaya akan lebih membanggakan bangsa. Tapi hal itu hanya
akan menjadi harapan jika kesenian tradisioal terus pudar oleh hiburan-hiburan
yang kini lebih disukai masyarakat. Banyak orang yang
pesimis dengan masa depan kesenian tradisonal. Masalahnya banyak kasus
menunjukkan bahwa kesenian tradisional seolah-olah hidup segan mati tak mau
akibat tergilas oleh zaman. Rasa pesimis terhadap masa depan kesenian tradisional
Jawa sudah dirasakan sejak awal abad ke-20, sebagaimana disampaikan oleh
musikologis Belanda, Jaap Kunst, yang banyak meneliti kesenian tradisional di
Jawa. Anak kecil pun sudah mahir dalam memainkan
drum, gitar, bass, maupun alat lainnya. Sedangkan, mereka tak mengenal wayang
kulit, ludruk, dan sejenisnya yang merupakan warisan untuk bangsa kita. Jika terus-menerus seperti ini, pada masa
anak cucu kita besok kesenian tradisional bisa saja hanya dipandang sebagai
masa lalu. Banyak di antara masyarakat lebih
memilih menonton tayangan konser atau sinetron jika dibandingkan dengan acara
seni tradisional. Meraka tidak tertarik dengan kesenian tradisional karena
mungkin memang tidak dilatih untuk tertarik.
Masuknya kebudayaan asing khusunya dalam bidang seni
memang bertahap. Adanya globalisasi dan
komunikasi yang semakin terbuka, hubungan antar bangsa semakin mudah. Di
era globalisasi saat ini perkembangan teknologi dan komunikasi yang sangat
cepat telah berhasil mengubah dan mempengaruhi perkembangan dari budaya Indonesia.
Arus globalisasi saat ini telah menimbulkan pengaruh terhadap perkembangan
budaya bangsa Indonesia. Memang globalisasi memiliki dampak positif. Tetapi,
lain dari hal itu globalisasi juga memiliki dampak yang negatif di antaranya
adalah:
·
Sikap individualistik : Masyarakat merasa dimudahkan
dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain
dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial.
·
Gaya hidup kebarat-baratan
·
Kesenjangan Sosial : Apabila dalam suatu
komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus
modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah antara
individu dengan individu lain yang stagnan. Hal ini menimbulkan kesenjangan
sosial yang menyebabkan adanya jarak antara si kaya dan si miskin sehingga
sangat mungkin bisa merusak kebhinekaan dan ketunggalikaan Bangsa Indonesia.
Derasnya arus informasi
dan telekomunikasi ternyata menimbulkan sebuah kecenderungan yang mengarah
terhadap memudarnya nilai-nilai pelestarian budaya. Perkembangan 3T
(Transportasi, Telekomunikasi, dan Teknologi) mengkibatkan berkurangnya
keinginan untuk melestarikan budaya negeri sendiri. Saat ini bangsa Indonesia
yang dikenal sebagai bangsa berbudaya dan berbahasa dengan keanekaragaman telah
mengalami kemunduran serta kehilangan identitasnya. Banyak hal yang terjadi dan
telah membuat bangsa Indonesia telah kehilangan identitasnya sebagai bangsa
yang besar. Perkembangan budaya bangsa yang semakin menurun. Para generasi
penerus seperti anak muda tidak peduli dengan keberlangsungan dari budaya
daerah masing-masing. Budaya daerah satu per satu mulai hilang akibat telah
kehilangan eksistensi dalam menghadapi perkembangan di era global yang semakin
ketat dan keras tersebut. Seharusnya kita belajar dari negara Asia seperti
Jepang dan China. Kedua
negara yang sangat berani dan berjuang dalam mempertahankan dan melestarikan
budaya bangsa mereka. Bahkan negara samurai saja dengan beraninya mempertahakan
bahasa Jepang sebagai bahasa resmi mereka meskipun ada warga asing yang akan
melakukan hubungan diplomasi maupun negosiasi dagang mereka. Sebab dikatakan
juga bahwa jepang dapat keluar daro krisis akibat Perang Dunia ke-2 adalah
akibat mereka berani mempertahankan kebudayaan bangsa mereka sehingga mereka
dapat maju bahkan dapat melewati negara-negara Uni Eropa saat ini. Jika
diperhatikan dengan seksama budaya bangsa dapat menjadi kekuatan bangsa dalam
memajukan masyarakat Indonesia sendiri. Kita yang sangat heboh dan fanatisme
dengan produk maupun budaya asing lainnya, dengan banyaknya pengaruh budaya.
Itu telah menjadi cerminan bahwa bangsa kita tidak memiliki budaya padahal
bangsa Indonesia sangat kaya akan budaya. Sudah saatnya kita sebagai warga
negara Indonesia memikirkan bagaimana perkembangan dari budaya bangsa kita.
Padahal bangsa lain mau mempelajarai kebudayaan Indonesia, karena di kaca
Internasional budaya Indonesia banyak dikagumi, tetapi mengapa malah di
Indonesia sendiri kebudayaan Indonesia jarang disukai remaja Indonesia dan
malah memilih budaya asing yang sangat merusak moral remaja. Apakah kita
sebagai warga Negara Indonesia tidak malu dengan warga Negara asing yang malah
lebih ingin mempelajari budaya Indonesia? Dan pada akhirnya nanti biasanya
budaya Indonesia di klaim Negara lain sebagai miliknya. Modernisasi pun turut
berperan dalam melumpuhkan kesenian tradisional bangsa kita.
Dunia hiburan pada masa sekarang ini
merupakan puncaknya, bayangkan saja kita dapat mengakses apa pun yang kita suka
hanya dengan sekali tekan tombol ‘klik’ kita dapat mencari yang apapun baik itu
lagu, video, film, atau apapun.
Persaingan di dunia hiburan juga semakin
bertambah dengan tingkat informasi yang cepat ataupun jejaring sosial yang bisa
membawa ketenaran dalam sekejab. Berbagai macam band
berkembang dengan sangat pesat sejak sekitar tahun 2000-an, berbagai macam film
dari mancanegara yang dirasa menarik oleh berbagai kalangan masyarakat, seperti
demam Korea, lagu-lagu India, berbagai macam goyang
seperti ngebor, gangnam style, harlem shake, hingga goyang cesar yang kini banyak
digemari berbagai kalangan. Sekarang ini, kebiasaan-kebiasaan orang
barat yang telah membudaya hampir dapat kita saksikan setiap hari melalui media
elektronik dan cetak yang celakanya kebudayaan orang-orang barat tersebut yang
sifatnya negatif dan cenderung merusak serta melanggar norma-norma ketimuran
kita sehingga ditonton dan ditiru oleh orang-orang kita terutama para remaja
yang menginginkan kebebasan seperti orang-orang barat. Sesungguhnya
goyang cesar sendiri juga muncul dari hal kecil, karena pencipta goyang cesar
ini mulanya hanya menjadi asisten kakaknya dan sering bekerja di televisi,
hingga goyangan yang dibuatnya terkenal. Satu karya ini sudah menggilakan
sebagian kalangan masyarakat. Tidak hanya kalangan remaja, anak kecil, bahkan
orang tua pun tak jarang menggilai goyang yang namanya sudah tak asing didengar
ini. Di tengah-tengah kegilan ini, bukan berarti budaya kesenian bangsa kita
bisa lenyap begitu saja. Kita tidak pantas untuk mengabaikan keadaan seperti
saat ini. Seharusnya, kita sebagai bangsa Indonesia mampu mempertahankan
warisan nenek moyang kita.
Sebagai
generasi penerus bangsa, jiwa dan sikap nasionalis sangatlah diperlukan. Bukan
hanya untuk kepentingan politik saja kita dituntut untuk berjiwa nasionalis,
tetapi dalam mempertahankan dan melestarikan budayapun juga demikian. Kita
butuh untuk menyadari bahwa untuk mempertahankan budaya peninggalan sejarah itu
tidak mudah. Butuh pengorbanan yang besar pula. Menjaga kelestarian budaya juga
diperlukan kekompakan untuk saling mengisi dan mendukung. Melestarikan seni
budaya tradisional bukan hanya semata-mata menjadi kepentingan dan
tanggungjawab pemerintah, namun juga kewajiban semua lapisan masyarakat. Generasi
muda sebagai elemen yang sangat penting dan tidak bisa digantikan dengan apapun
dalam melestarikan kebudayaan yang ada di Indonesia dan sekaligus berkontribusi
sangat besar dalam pembangunan bangsa dan negara Indonesia. Melestarikan
budaya Indonesia di era globalisasi
di antaranya dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Paling tidak kita mengetahui tentang budaya jaman
dahulu di daerah kita sendiri.
2. Mendalami kebudayaan itu. Setelah
itu kita wajib memperkenalkan kepada orang lain atau yang belum tahu tentang
kebudayaan.
3. Membiasakan hal-hal atau kegiatan yang dapat
melestarikan budaya seperti memakai batik atau bahkan belajar membuat batik, karena
pelestarian bisa terjadi karena kita telah terbiasa dengan kebudayaan tersebut.
4. Di lingkungan tempat tinggal bersama-sama
mengarahkan melalui pelestarian kebudayaan kesenian, salah satunya dengan ikut
serta langsung dalam acara festival budaya kesenian daerah masing-masing agar
dapat mengenal dan mencintai kebudayaan yang ada di Indonesia sejak dini.
Selain
itu, tak kalah pentingnya kita mempertahankan kebudayaan dengan pintar
memilah dan memilih budaya yang baru yang positif. Di pundak
pemudalah masa depan pembangunan bangsa dan negara Indonesia, karena pada diri
generasi muda tersimpan potensi yang besar dan memiliki daya kreatifitas yang
tidak terbatas untuk kesuksesan suatu pembangunan. Begitu juga dalam
pelestarian budaya di suatu Negara. Kontribusi dan apresiasi yang besar dari
generasi muda sangat diperlukan karena generasi muda sebagai tenaga-tenaga
professional yang energik, kreatif, dan inovatif. Pemberdayaan generasi muda
sebagai frontliner untuk melestarikan kebudayaan bangsa Indonesia ini sangat
dibutuhkan sebagai upaya mempercepat kemajuan Indonesia di masa yang akan
datang.
sip, super sekali...
BalasHapustingkatkan lagi ya... :-*
Masok
BalasHapusMantabb :))
BalasHapusgood
BalasHapus