Pages

Sabtu, 15 Februari 2014

Artikel Kebudayaan


Nama                :Halima Aulia Ita Maghfiroh

Kelas / No         : XI IPA 2 / 18



GEJOG LESUNG, TRADISI WARGA PALIYAN

Musik ternyata tidak hanya bisa dihasilkan oleh alat musik umum yang biasa kita lihat seperti gitar, drum, bass ataupun piano. Para ibu – ibu di Kabupaten Gunungkidul tepatnya di Dusun Trowono Desa Karangasem, Kecamatan Paliyan ternyata menggunakan alat penumbuk padi yaitu lesung  dan alu untuk menciptakan satu irama musik yang khas, seni tradisional ini kemudian diberi nama Gejog lesung.

Gejog lesung awalnya muncul dari kerukunan yang dibina sejak berabad-abad secara turun temurun dari daerah tersebut. Gejog lesung dilaksanakan sebagai ungkapan syukur atas melimpahnya panen padi. Selain itu, pada zaman dulu belum ada mesin penggiling padi, maka jika ada orang yang punya hajat memerlukan beberapa orang untuk mengubah gabah/padi menjadi beras. Dari situlah masyarakat membuat alat yang bentuknya seperti perahu yang terbuat dari kayu yang berukuran sebesar pohon utuh. Kemudian dilubangi tengahnya persis seperti perahu nelayan. Lesung tersebut digunakan untuk menguliti gabah menjadi beras dengan dibantu alat yang namanya alu atau antan. Yang disebut nutu atau ndeplok adalah menumbuk padi dengan antan. Biasanya acara gotong royong seperti ini sebelum dimulai dilakukan pemukulan lesung dengan alu bersama beberapa orang sehingga menimbulkan irama yang sangat khas bunyinya namun indah di telinga, sambil menunggu teman yang lainnya. Setelah semua datang maka diadakan kenduri adat mereka untuk memohon berkah kepada Tuhan agar dalam punya hajat diberikan keselamatan oleh Tuhan yang dipimpin oleh sesepuh dusun tersebut. Selesai kenduri, mereka langsung menumbuk padi yang sudah dimasukkan ke dalam lesung terebut. Setelah ditumbuk menjadi beras maka ada petugas yang mengumpulkan beras tersebut, kemudian ditampi oleh petugas penampi beras dengan menggunakan tampah. Kemudian lesung diisi dengan gabah lagi, begitu seterusnya.  Rata-rata orang terlibat dalam acara ini adalah para ibu-ibu. Di saat tertentu ada waktu dipakai untuk memainkan musik dari kotekan lesung tersebut yang iramanya diatur oleh ketua kotekan tersebut. Pimpinan itu mengatur anak buahnya agar menghasilkan nada yang berbeda dari berbagai sudut lesung yang dipukul dengan alu tersebut. Di antara mereka ada yang bernyanyi   berlenggak lenggok sambil menari dan membawa tambir (tempat nasi yang berbentuk bulat ), biasanya lagu – lagu yang dibawakan adalah lagu – lagu tradisional seperti lumbung pari , gundul – gundul pacul, dan lain-lain.

            Nilai budi pekerti yang dapat diambil dari budaya gejog lesung ini adalah bersyukur atas anugerah Tuhan, kerukunan dalam kehidupan bertetangga, saling bahu membahu, bergotong royong dengan rasa ikhlas tanpa imbalan, bertanggung jawab.

Sumber:








0 komentar:

Posting Komentar