HEMODIALISA
Disusun
oleh:
Halima
Aulia Ita Maghfiroh
XI IPA 2 / 18
Semester
2 Tahun Ajaran 2013/2014
SMA N 2
WONOSARI
A. PENGERTIAN HEMODIALISA
Hemodialisa berasal dari kata hemo = darah, dan
dialisa = pemisahan atau filtrasi. Pada prinsipnya hemodialisa menempatkan
darah berdampingan dengan cairan dialisat atau pencuci yang dipisahkan oleh
suatu membran atau selaput semi permeabel. Membran ini dapat dilalui oleh air
dan zat tertentu atau zat sampah. Proses ini disebut dialysis yaitu proses
berpindahnya air atau zat, bahan melalui membran semi permeabel (
Pardede, 1996 ). Terapi hemodialisa adalah suatu teknologi tinggi
sebagai terapi pengganti untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme atau racun
tertentu dari peredaran darah manusia seperti air, natrium, kalium, hidrogen,
urea, kreatinin, asam urat, dan zat-zat lain melalui membran semi permeabel
sebagai pemisah darah dan cairan dialisat pada ginjal buatan dimana terjadi
proses difusi, osmosis dan ultra filtrasi (Setyawan, 2001). Hemodialisa adalah
proses pembersihan darah oleh akumulasi sampah buangan. Hemodialisis digunakan
bagi pasien dengan tahap akhir gagal ginjal atau pasien berpenyakit akut yang
membutuhkan dialysis waktu singkat (DR. Nursalam M. Nurs, 2006).
Hemodialisis adalah pengeluaran zat sisa metabolisme seperti ureum dan zat
beracun lainnya, dengan mengalirkan darah lewat alat dializer yang berisi
membrane yang selektif-permeabel dimana melalui membrane tersebut fusi zat-zat
yang tidak dikehendaki terjadi. Haemodialysa dilakukan pada keadaan gagal
ginjal dan beberapa bentuk keracunan (Christin Brooker, 2001). Secara
umum dan singkatnya hemodialisa adalah cuci darah.
B.
TUJUAN
HEMODIALISA
1. Menggantikan
fungsi ginjal dalam fungsi ekskresi, yaitu membuang sisa-sisa metabolisme dalam
tubuh, seperti ureum, kreatinin, dan sisa metabolisme yang lain.
2. Menggantikan
fungsi ginjal dalam mengeluarkan cairan tubuh yang seharusnya dikeluarkan
sebagai urin saat ginjal sehat.
3. Meningkatkan
kualitas hidup pasien yang menderita penurunan fungsi ginjal.
4. Menggantikan
fungsi ginjal sambil menunggu program pengobatan yang lain.
C.
PERALATAN
HEMODIALISA
1. Arterial
Venouse Blood Line (AVBL)
AVBL
terdiri dari :
a.
Arterial Blood Line (ABL)
Adalah tubing tubing/line plastic yang menghubungkan
darah dari tubing akses vaskular tubuh pasien menuju dialiser, disebut Inlet
ditandai dengan warna merah.
b. Venouse
Blood Line
Adalah tubing/ line
plastic yang menghubungkan darah dari dialiser dengan tubing akses vascular
menuju tubuh pasien disebut outlet ditandai dengan warna biru. Priming volume
AVBL antara 100-500 ml. Priming volume adalah volume cairan yang diisikan
pertama kali pada AVBL dan kompartemen dialiser.
2. Dializer
/ Ginjal Buatan (artificial kidney)
Adalah
suatu alat dimana proses dialisis terjadi terdiri dari 2 ruang
/kompartemen,yaitu:
a.
Kompartemen darah yaitu ruangan yang
berisi darah.
b.
Kompartemen dialisat yaitu ruangan yang
berisi dialisat
Kedua kompartemen dipisahkan oleh membran semipermiabel. Dialiser mempunyai 4
lubang yaitu dua ujung untuk keluar masuk darah dan dua samping untuk keluar
masuk dialisat.
3. Air
Water Treatment
Air
dalam tindakan hemodialis dipakai sebagai pencampur dialisat peka (diasol). Air
ini dapat berasal dari berbagai sumber, seperti air PAM dan air sumur, yang
harus dimurnikan dulu dengan cara “water treatment” sehingga memenuhi standar
AAMI (Association for the Advancement of Medical Instrument). Jumlah air yang
dibutuhkan untuk satu sesi hemodialisa seorang pasien adalah sekitar 120 liter.
4. Larutan
Dialisat
Dialisat
adalah larutan yang mengandung elektrolit dalam komposisi tertentu. Di pasaran
beredar dua macam dialisat yaitu dialisat asetat dan dialisat bicarbonate.
Dialisat asetat menurut komposisinya ada beberapa macam yaitu : jenis standart,
free potassium, low calsium dan lain-lain. Bentuk bicarbonate ada yang powder,
sehingga sebelum dipakai perlu dilarutkan dalam air murni/ air water treatment
sebanyak 9,5 liter dan ada yang bentuk cair (siap pakai).
5. Mesin
Hemodialisa
Ada
bermacam-macam mesin haemodilisis sesuai dengan merek nya. Tetapi prinsipnya
sama yaitu blood pump, system pengaturan larutan dilisat, system pemantauan
mesin terdiri dari blood circuit dan dillisat circuit dan bebagai monitor
sebagai deteksi adanya kesalahan. Dan komponen tambahan seperti heparin pump,
tombol bicarbonate, control ultrafiltrasi, program ultrafiltrasi, kateter vena,
blood volume monitor.
D.
PROSES
HEMODIALISA
Untuk proses hemodialisa dibutuhkan pintu masuk atau
akses agar darah dari tubuh dapat keluar dan disaring oleh dialyzer kemudian
kembali ke dalam tubuh. Terdapat 3 jenis akses yaitu arteriovenous (AV)
fistula, AV graft dan central venous catheter. AV fistula adalah akses vaskular
yang paling direkomendasikan karena cenderung lebih aman dan juga nyaman untuk
pasien. Sebelum melakukan proses hemodialisa (HD), perawat akan memeriksa tanda
– tanda vital pasien untuk memastikan apakah pasien layak untuk menjalani
Hemodialisa. Selain itu pasien melakukan timbang badan untuk menentukan jumlah
cairan didalam tubuh yang harus dibuang pada saat terapi.
Langkah berikutnya adalah menghubungkan pasien ke
mesin cuci darah dengan memasang blod line (selang darah) dan jarum ke akses
vaskular pasien, yaitu akses untuk jalan keluar darah ke dialyzer dan akses
untuk jalan masuk darah ke dalam tubuh. Setelah semua terpasang maka proses
terapi hemodialisa dapat dimulai. Pada proses hemodialisa, darah sebenarnya
tidak mengalir melalui mesin HD, melainkan hanya melalui selang darah dan
dialyzer. Mesin HD sendiri merupakan perpaduan dari komputer dan pompa, dimana
mesin HD mempunyai fungsi untuk mengatur dan memonitor aliran darah, tekanan
darah, dan memberikan informasi jumlah cairan yang dikeluarkan serta informasi
vital lainnya. Mesin HD juga mengatur cairan dialisat yang masuk ke dialyzer,
dimana cairan tersebut membantu mengumpulkan racun – racun dari darah. Pompa
yang ada dalam mesin HD berfungsi untuk mengalirkan darah dari tubuh ke
dialyzer dan mengembalikan kembali ke dalam tubuh.
E.
KOMPLIKASI
HEMODIALISA
1. Kram
Otot
Kram otot pada umumnya
terjadi pada separuh waktu berjalannya hemodialisa sampai mendekati waktu
berakhirnya hemodialisa.
2. Hipotensi
3. Aritmia
Yaitu desiran jantung, adalah kondisi di mana laju detak jantung
terlalu cepat, terlalu lambat atau tidak teratur.
4. Sindrom
ketidakseimbangan dialisa
Sindrom ini tidak lazim
dan biasanya terjadi pada pasien yang menjalani hemodialisa pertama.
5. Hipoksemia
(penurunan tekanan parsial oksigen dalam darah)
6. Perdarahan
7. Gangguan
pencernaan
Biasanya mual dan
muntah.
8. Pembekuan
darah
DAFTAR
PUSTAKA